Lain padang lain belalang, lain lubuk lain
ikannya.....
Yah, sepotong pepatah di atas menggambarkan bahwa
tiap daerah memiliki kebudayaan, adat istiadat, kuliner yang berbeda-beda. Di
Kepulauan Selayar pun demikian, kuliner khas kabupaten pemilik Taman Nasional
Takabonerate (Kawasan Atol terbesar ketiga dunia) selalu menggoda untuk
dicicipi. Sebut saja Tenteng Kenari, Te're, Kue Sengkang (Borobudur), Baruasa
Kenari.
Menggelitik ketika saya masih duduk dibangku
sekolah dasar mendengar nama Kue Sengkang. Kok gitu?? Ya iyalah Sengkang itu
kan ibu kota Kab. Wajo, Sulawesi Selatan:) Hehehehehe. Lha kenapa namanya Kue
Sengkang bukan Kue Selayar aja, ato Kue Benteng. Trus disebut juga Kue
Borobudur??? Nun jauh ke Jawa Tengah sana . . . Daripada penasaran, yuk
baca lagi.
Dahulu, sebelum menggunakan cetakan kue, warga
Padang membuat Kue Sengkang dengan menggunakan alat cabut sengkang/pinset (terbuat
dari aluminium tipis berbentuk V). Sengkang juga biasa digunakan oleh kaum
lelaki untuk mencabut jenggot tapi dengan bentuk yang lebih kecil dan keras.
Kue Sengkang atau kerap juga disebut kue Borobudur bentuknya kecil dengan
permukaan seperti bergerigi tumpul, layaknya bangunan Borobudur. Pada umumnya
masyarakat Selayar tau membuat kue ini.
Bahan-bahan untuk kue sengkangang adalah telur (tannoro dalam bahasa Selayar sebanyak 10
biji), gula pasir seliter, tepung beras sebungkus (labu’ berasa), dan vanili bubuk. Isi kue, ini yang
menarik adalah kenari yang dirajang halus dan dicampur gula merah/aren.
Biasanya disiapkan hingga dua gelas biji kenari. Bahan-bahan yang disebutkan ini dapat diperoleh di
pasar Sentral Benteng di Bonea. Warna kuning pada permukaan kue sengkangan
karena diolesi kuning telur.
Pengen nyobain Penganan Khas yang satu ini???
Silahkan menikmatinya kalau berkunjung ke Tana Doang. Tapi jangan khawatir,
kalau anda ingin menikmatinya anda memesan disini 082333833343/
081933833343
atau email wahyuddinyusuf87@gmail.com.
Harganya 18rb/kotaknya isi 10 buah. Harga yang cukup bersahabat bukan??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar